Fred Rogers atau yang kerap disapa Mister Rogers berpendapat, ““Ketika kita memperlakukan anak-anak dengan hormat, mereka pada gilirannya belajar bagaimana memperlakukan orang lain dengan hormat.” Mr. Rogers menekankan pada pentingnya relasi yang penuh kasih dan apresiatif dari guru. Treatment seperti ini akan membantu anak didik mengembangkan rasa aman dan percaya diri saat pembelajaran. Baca juga:Menjadi Guru yang Inspiratif dan Profesional Era Digital Menjadi guru PAUD dan SD (khususnya kelas 1-3 SD) bukan hanya tentang mengajar atau memberikan materi. Beberapa anak didik mungkin masih merasa canggung, sungkan, atau bahkan takut saat pertama kali masuk kelas. Atau, jangan-jangan beberapa anak didik masih merasa canggung sampai sekarang dan belum sepenuhnya melakukan kegiatan di kelas bersama gurunya secara percaya diri? Tidak perlu khawatir, karena itu adalah proses yang wajar. Setiap anak membutuhkan waktu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan merasa nyaman dengan guru serta teman-temannya. Baca juga:Kiat Menjadi Guru yang "Positif" di Segala Situasi Perhatian kecil yang bermakna Maria Montessori berkata, “Anak yang merasakan kasih sayang yang kuat terhadap lingkungannya dan semua makhluk hidup... memberi kita harapan bahwa kemanusiaan dapat berkembang ke arah yang lebih baik.” Montessori menekankan bahwa anak-anak dapat berkembang dengan lebih optimal saat ia ada di dalam lingkungan yang penuh kasih dan saling pengertian. Ucapan salam, bantuan sederhana, atau sekedar menanyakan kabar dari gurunya adalah semacam angin segar bagi anak didik. Bila dilakukan secara rutin akan membangun kepercayaan diri dan bonding emosi yang baik antara guru dan anak didik. Baca juga:Menjadi Guru yang Hebat demi Menguatkan Mental Anak Didik Kurangi teguran, perbanyak pujian, motivasi, dan apresiasi Maria Montessori dalam bukunya, The Absorbent Mind, berkata, “Pujian, bantuan, atau bahkan tatapan saja bisa cukup untuk memberi anak dukungan yang ia butuhkan. Berikan pujian atas segala usahanya, bila memang membutuhkan bantuan bantulah seperlunya. Amati apa yang dilakukan anak didik saat ia mencoba melakukannya sendiri. Hal ini sudah cukup untuk memotivasi anak didik agar semakin bersemangat melakukan banyak hal secara mandiri. Terlalu banyak nasihat atau teguran hanya akan mengikis rasa percaya dirinya. Percayalah, bahwa anak didik pasti berkembang menjadi diri yang lebih baik dari hari ke hari, dari segi karakter, keterampilan, dan bakat yang ia miliki, selama ia mendapatkan dukungan semangat dan pengetahuan baru yang bisa dieksplorasi. Baca juga:Tips Guru Hebat: Menyikapi Perkembangan Teknologi yang Pesat Anak didik yang nyaman akan semakin terbuka Carl Rogers, seorang Psikolog dan ahli pendidikan, mengatakan, “Ketika seseorang benar-benar mendengarkanmu tanpa menghakimi, tanpa mencoba mengambil alih tanggung jawabmu, tanpa mencoba membentukmu, rasanya sungguh luar biasa!” Begitu juga dengan anak didik saat ia diberikan kepercayaan dari gurunya. Cukup berikan tugas yang sesuai dengan minat dan kemampuannya. Kenyamanan yang ia rasakan saat melakukan tugasnya bisa membuatnya belajar dari kesalahan dan memperbaikinya. Bila ia membutuhkan bantuan, ia akan secara nyaman mengungkapkannya kepada gurunya. Saat ia meminta bantuan, berikan respons yang positif. Hargailah kejujuran dan keterbukaannya, lalu berikanlah solusi yang bersifat motivatif dan membangun. Baca juga:22 Tips Guru PAUD 2024: Agar Disukai Anak Didik di Era Digital Kenyamanan membantu anak lebih fokus dan patuh Lev Vygotsky berkata, “Anak-anak tumbuh di dalam kehidupan intelektual dari orang-orang di sekitarnya.” Pakar pendidikan anak ini menekankan bahwa lingkungan sangat berpengaruh bagi perkembangan anak didik. Lingkungan yang nyaman, apalagi ditemani dengan guru yang berkompeten dan penuh pengertian akan membuat anak didik merasakan kenyamanan dan memiliki daya konsentrasi yang lebih baik. Ia bisa menjadi diri sendiri tanpa ada rasa takut disalahkan atau dimarahi. Anak didik juga akan semakin mudah untuk diarahkan, tidak mudah melawan, dan mematuhi aturan dengan tulus hati. Bagaimana menciptakan lingkungan belajar yang nyaman? John Dewey berkata, “Berikan anak sesuatu untuk dilakukan, bukan hanya sesuatu untuk dipelajari; dan jika aktivitas itu mendorong mereka berpikir, maka pembelajaran akan terjadi secara alami.” Suasana belajar yang nyaman membuat anak lebih aktif dan menikmati proses belajar bisa mendorong mereka untuk berkreasi dan berpikir kritis. Ingatlah bahwa setiap anak berkembang dengan caranya sendiri. Dengan memberikan lingkungan yang nyaman, anak didik akan lebih bahagia, lebih percaya diri, dan tumbuh tanpa tekanan yang berlebihan. Dengan membangun hubungan yang baik dan penuh kasih, guru tidak hanya mengajar tetapi juga menjadi sahabat dan panutan bagi anak didik. Semoga setiap langkah kecil yang dilakukan guru PAUD dapat memberikan dampak besar dalam kehidupan anak-anak! RIRI (Cerita Anak Interaktif): Guru Bisa Memanfaatkannya sebagai Media Mengajar untuk Membangun Karakter dan Kognitif Siswa Sumber Referensi: Montessori, M. (1949). The Absorbent Mind [1] Motessori, M. (1949). Education and Peace [2] Rogers, C. (1961). On Becoming a Person: A Therapist’s View of Psychotherapy [3] Vygotsky, L. S. (1978). Mind in Society: The Development of Higher Psychological Processes [4] Dewey, J. (1938). Experience and Education [5] Freepik.com. (2024). Front view kids hugging their teacher [6]
Program Prioritas Kemendikdasmen atau Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah merupakan program dipaparkan oleh Bapak Prof. Dr. Abdul Mu'ti, M.Ed. dalam rapat kerja bersama Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia di Jakarta. Dalam penerapan program dan kebijakannya, Kemendikdasmen akan menggalakkan partisipasi dari seluruh ekosistem pendidikan. Salah satu programnya yang paling penting adalah penguatan pendidikan karakter. Baca juga: Cara Orang Tua Mengajarkan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat 2025 Sesuai Anjuran Kemendikdas Penguatan Pendidikan Karakter atau Akhlak (Character Building) di PAUD/TK sangat esensial, karena usia dini adalah masa emas perkembangan, di mana nilai-nilai seperti kejujuran, disiplin, dan empati lebih mudah ditanamkan. Karakter yang kuat menjadi fondasi bagi anak untuk tumbuh menjadi individu yang cerdas, terampil dan berakhlak mulia. Pendidikan karakter juga membantu anak belajar bersosialisasi dan menghadapi tantangan di lingkungan sekitarnya dengan sikap positif dan optimis Bagaimana strategi yang bisa dilakukan pihak sekolah dan guru PAUD? 1. Pelatihan bimbingan konseling dan pendidikan nilai untuk guru kelas Bertujuan meningkatkan kemampuan guru kelas dalam memberi bimbingan konseling kepada siswa, juga menyisipkan pendidikan nilai (values education) dalam pembelajaran sehari-hari, untuk memastikan siswa memiliki landasan moral yang kuat. Beberapa ide programnya: Terlibat dalam lokakarya dan seminar: Guru kelas dapat mengikuti lokakarya atau seminar terkait bimbingan konseling dan pendidikan nilai untuk mendapatkan wawasan dan metode terbaru Evaluasi dari kasus nyata: Menganalisis kasus nyata terkait permasalahan siswa yang ada di sekolah untuk melatih kemampuan mengambil langkah bimbingan yang tepat Melibatkan orang tua: Bekerja sama dengan orang tua untuk menyelaraskan pendidikan nilai di rumah dan sekolah Pemanfaatan sarana digital: Memanfaatkan aplikasi atau platform edukasi, untuk mendukung pembelajaran nilai secara kekinian, menarik, dan interaktif Melakukan refleksi diri: Secara rutin mengadakan evaluasi pendekatan dan keberhasilan bimbingan, yang telah dilakukan selama proses pembelajaran anak didik. Baca juga:Bentuk Karakter Anak dengan Kabi Kisah Teladan Nabi 2. Peningkatan kompetensi guru Bimbingan Konseling (BK) dan agama Berfokus pada pelatihan lanjutan untuk guru BK dan agama, agar mereka dapat menangani berbagai tantangan pendidikan karakter juga spiritual siswa dengan baik. Beberapa ide program yang bisa guru PAUD lakukan adalah: Mengikuti pelatihan khusus: Guru BK dan agama dapat mengikuti pelatihan khusus terkait teknik konseling dan pendekatan spiritual sesuai agama anak didik Analisis dan studi kasus: Berlatih menangani kasus yang pernah terjadi untuk meningkatkan kemampuan analisis dan problem solving Merancang modul pendidikan nilai: Membuat modul pembelajaran yang terintegrasi dengan nilai-nilai moral dan spiritual, serta hubungannya dengan pembelajaran sehari-hari. Membangun jejaring profesional: Bekerja sama dengan ahli, konselor, psikolog, atau tokoh agama untuk berbagi pengalaman dan membuat strategi, juga visi misi Mengajak orang tua dan komunitas untuk terlibat: Mendorong partisipasi orang tua dan komunitas untuk mendukung perkembangan karakter dan spiritual anak didik. Dapatkan Aneka Lembar Kerja Anak berbagai Tema di Sini 3. Pengangkatan guru BK Menekankan pentingnya pengadaan atau penambahan guru BK di sekolah. Guru BK memiliki peranan vital dalam membantu siswa mengatasi permasalahan pribadi, sosial, maupun akademik. Beberapa contoh tugas guru BK: Memberi konseling personal: Membantu anak mengatasi masalah pribadi melalui sesi konseling individu dan menjunjung privasi Menyelenggarakan seminar dan konseling kelompok: Mengadakan seminar dan diskusi kelompok, guna membangun keterampilan sosial dan menyelesaikan masalah bersama Membantu perencanaan karier: Membimbing siswa dalam mengenal dan menentukan minat, bakat, dan jalur pendidikan atau karier yang sesuai sejak dini Bekerjasama dengan guru lain: Bersama guru kelas membuat rencana pendekatan pendidikan yang holistik Menyusun laporan perkembangan anak: Melaporkan hasil konseling untuk membantu siswa, orang tua, dan pihak sekolah memahami kondisi anak didik Menjadi mediator konflik: Membantu menyelesaikan konflik antarsiswa atau antara siswa dan guru. 4. Penanaman karakter tujuh kebiasaan anak Indonesia Adalah upaya untuk menanamkan nilai-nilai karakter tertentu melalui kebiasaan positif yang dirancang untuk membentuk perilaku anak Indonesia. Beberapa kebiasaan yang perlu dikembangkan dan menjadi prioritas adalah bangun pagi, beribadah, olahraga, makan sehat dan bergizi, gemar belajar, bermasyarakat, dan tidur cepat. Cara mengajarkannya perlu menggunakan cara yang menyenangkan dan melalui pembiasaan dalam kegiatan harian di sekolah. 5. Makan siang bergizi Mendorong penyediaan makanan siang yang sehat dan bergizi bagi siswa, untuk mendukung perkembangan fisik, konsentrasi belajar, dan kesehatan secara menyeluruh. Beberapa contoh program yang bisa sekolah lakukan adalah: Menyediakan menu bergizi: Menyusun dan menyediakan menu makan siang dengan gizi seimbang yang mencakup karbohidrat, protein, lemak sehat, vitamin, dan mineral Mendatangkan ahli gizi: Bekerjasama dengan ahli gizi untuk memastikan makanan yang disajikan sesuai kebutuhan tumbuh kembang anak didik Mengadakan edukasi gizi: Memberikan pembelajaran tentang pentingnya makanan sehat dan bergizi kepada anak didik dan orang tua untuk mendukung kebiasaan makan bergizi. Baca juga:RPP PAUD Tema Diriku Subtema Makanan Sehat Pendidikan karakter di PAUD merupakan fondasi terpenting dalam membentuk generasi yang berakhlak mulia, sehat, tangguh, dan cerdas. Melalui strategi yang holistik, melibatkan guru, orang tua, dan seluruh ekosistem pendidikan, nilai-nilai positif dapat ditanamkan sejak dini. Dengan komitmen bersama, mari kita bersama menciptakan lingkungan belajar yang mendukung perkembangan anak secara menyeluruh, baik secara akademik maupun moral, demi masa depan anak serta generasi penerus bangsa yang cerah. RIRI (Cerita Anak Interaktif): Media Pembangun Karakter Anak Indonesia
Guru PAUD Sahabat Educa, Kurikulum PAUD terbaru di tahun 2024 ini sangat menekankan pada penguatan literasi dan numerasi kepada anak didik. Namun, tentu saja dengan metode pembelajaran yang menyenangkan dan eksploratif. Di masa depan, kemampuan literasi dan numerasi akan sangat berguna untuk memecahkan masalah sehari-hari dan mengambil keputusan yang terbaik. Selain itu, keterampilan ini juga bermanfaat untuk membuka peluang pendidikan lanjutan, pengembangan karir, dan beradaptasi dengan perkembangan teknologi yang begitu pesat. Artikel terkait:- Kurikulum DEEP LEARNING dan PENGEMBANGAN LITERASI untuk Anak PAUD Usia 4-6 Tahun- MUDAH Memahami Pembelajaran yang MINDFUL, MEANINGFUL, dan JOYFUL di KURIKULUM PAUD DEEP LEARNING Pengembangan Literasi Dasar Literasi dasar bagi anak PAUD meliputi:- Kemampuan untuk mengenal angka, huruf, dan simbol dasar. - Memahami dan mengungkapkan pemikiran atau gagasan melalui media visual, suara, atau penjelasan langsung.- Kemampuan dalam mendengarkan, berkomunikasi, dan berinteraksi dengan sesama. Pengembangan literasi dasar merupakan langkah penting dalam perkembangan bahasa dan kemampuan kognitif anak usia dini. Literasi dasar bisa dilakukan dengan cara yang praktis dan sederhana, misalnya dengan melakukan kegiatan: Mengenalkan Huruf dan AngkaGuru menggunakan kartu bergambar atau mainan edukatif untuk mengenalkan huruf dan angka dengan cara yang menyenangkan. Menonton dan Mendiskusikan Dongeng AnimasiAnak didik menonton film dongeng pendek, lalu menjawab pertanyaan interaktif dari guru atau melakukan kegiatan menarik seputar dongeng yang baru saja ditonton (misalnya menulis pesan moral atau sifat-sifat tokoh dalam cerita). Bernyanyi dan BerpuisiAnak didik menyanyikan lagu atau mengucapkan puisi yang sederhana serta menarik untuk didiskusikan. Pastikan anak didik tidak kesulitan dalam menghafalkan syair lagu atau puisi. Kegiatan BerceritaGuru memilihkan cerita / dongeng yang pendek, sederhana, dan mudah dihafalkan. Sehingga, anak didik bisa melakukan kegiatan praktik bercerita dengan ekspresif dan menampilkannya secara menarik. Kegiatan bercerita juga bisa dengan menggunakan media gambar agar lebih menarik. Membaca Buku Bacaan SederhanaAnak didik membaca buku dengan pengucapan yang jelas, intonasi yang baik (tidak monoton), serta bisa melakukan interaksi dengan teman lain yang sedang menonton. Kegiatan Menulis SederhanaAnak didik melakukan kegiatan pengenalan huruf dengan kegiatan menggambar dan mewarnai. Lalu, anak didik dengan bantuan guru menulis huruf, kata, atau kalimat sederhana. Agar anak didik makin bersemangat, kegiatan ini bisa dilakukan dengan alat tulis berupa pensil warna, spidol warna, dan lainnya. Anak didik juga bisa menggunakan media kertas bergambar, LKPD, papan tulis, atau buku tulis berwarna. RIRI: Animasi Cerita Anak Interaktif Membantu Kembangkan Karakter Anak Indonesia Pengembangan Numerasi Dasar Pengembangan literasi angka meliputi kemampuan dalam mengenal angka 1-10, berhitung sederhana, mengenal ukuran, penjumlahan, pengurangan, dan lainnya. Aneka kemampuan ini bisa diajarkan dengan mengajak anak didik melakukan aneka variasi kegiatan di bawah ini: Belajar AngkaAnak didik belajar angka 1-10 dengan metode yang variatif dan menyenangkan. Berhitung SederhanaAnak didik belajar konsep penjumlahan dengan menghitung benda-benda di sekitar atau dengan media-media yang menarik dan ramah anak (misalnya: biji-bijian, kelereng, kancing baju, dan lainnya). Mengenal UkuranAnak didik mengenal ukuran lebih besar atau lebih banyak, misalnya mengenal bahwa gajah lebih besar dari semut atau kelereng yang jumlahnya 6 biji lebih banyak daripada kelereng yang jumlahnya 3 biji. Mengurutkan AngkaAnak didik bisa mengurutkan angka yang disusun secara acak menjadi urutan yang tepat, misalnya dengan media kartu bergambar angka 1 - 10. Mencocokkan gambarAnaka didik bisa mencocokkan gambar pada LKPD bahwa gambar bola yang jumlahnya 5 buah dipasangkan (dengan membuat garis) dengan angka 5. Baca juga: Aneka Aktivitas Anak PAUD - TK untuk Belajar Angka Pengembangan Literasi dan Numerasi Dasar Melalui Pembiasaan Sehari-Hari Guru PAUD Sahabat Educa, pembiasaan sehari-hari adalah salah satu cara efektif dan praktis untuk mengembangkan literasi dan numerasi anak didik. Beberapa cara menarik dan praktis melalui pembiasaan sehari-hari adalah: Belajar dengan Edu-signEdu-sign bisa dicetak dan dipajang di sekitar kelas atau sekolah. Bentuknya bisa berupa stiker atau poster. Edu-sign membantu anak PAUD untuk memahami konsep dasar dalam bentuk gambar / visual, dan bermanfaat untuk memperkaya keterampilan linguistik, pengenalan angka, dan mendukung perkembangan pengetahuan. Mengajak Berhitung dengan Media Benda di SekitarGuru bisa mengajak anak didik belajar berhitung di luar jam pelajaran, misalnya dengan mengajak menghitung jumlah jendela di kelas, jumlah meja guru di kelas, dan lainnya. Kegiatan ini bisa memperkaya kosakata dan meningkatkan keterampilan berhitung. Membaca Buku BersamaSaat jam istirahat, anak didik bisa diajak membaca buku bersama. Guru bisa meminta anak didik menyebutkan nama benda dan jumlah benda dalam buku cerita. Baca juga: Apa Itu Kefasihan Membaca? Mengapa Penting Bagi Anak? Menggambar BendaGuru memberikan kertas kosong (bisa juga kertas bekas) dan meminta anak didik menggambar benda sesuai tema (misalnya tema hewan) sebanyak-banyaknya. Setelah itu, anak didik diminta menyebutkan nama benda / hewan tersebut. Mengobrol dengan Topik TertentuGuru mengajak anak didik mengobrol, misalnya tentang pengalaman saat liburan. Guru bisa mengarahkan obrolan pada hal-hal yang berhubungan dengan pengembangan numerasi, misalnya jumlah anggota keluarga yang ikut, jumlah tempat wisata yang dikunjungi, besarnya kolam renang yang dikunjungi, dan lainnya. Pengembangan literasi dan numerasi sangat menentukan kesuksesan kurikulum 2024. Melalui pengembangan literasi dan numerasi yang relevan dengan kehidupan sehari-hari, anak didik bisa semakin merasakan manfaat dari pembelajaran yang Ful Ful atau mindful, meaningful, dan joyful. Pendekatan ini juga diharapkan akan semakin mampu membentuk fondasi emosional, sosial, dan kognitif anak secara lebih optimal. LKA PAUD GRATIS: Unduh di Platform Educa Studio Sumber Referensi:1. Freepik.com. (2023). Young mother little son reading book home [1]
Bunda PAUD Sahabat Educa, Kurikulum Deep Learning sedang marak diperbincangkan. Kurikulum Deep Learning di satuan PAUD mengutamakan pendekatan pembelajaran eksploratif dan mendalam. Kurikulum ini dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan dan interaktif, sehingga perkembangan kreativitas, keterampilan berpikir kritis, dan pemahaman konseptual anak didik bisa lebih optimal. Artikel Terkait:- LENGKAP, Koleksi Modul Ajar PAUD Berbagai Usia- Kumpulan Permainan Seru PAUD dengan Berbagai Topik / Tema Literasi anak didik usia PAUD, terutama yang berusia 4-6 tahun, berhubungan dengan kemampuan dasar pengenalan huruf, membaca, menulis, berbicara, mendengar, dan memahami informasi. Kegiatan yang diberikan harus menyenangkan, yaitu melalui bermain dan memberikan kesempatan kepada anak didik untuk aktif dan mampu bereksplorasi. Tujuan pembelajaran literasi dalam deep learning adalah menguatkan kemampuan pengenalan huruf dan kata, serta memahami cerita sederhana. Melalui kegiatan presentasi / bercerita dan diskusi diharapkan anak didik bisa semakin optimal dalam mengembangkan kemampuan berpikir kritisnya. Marbel TK dan PAUD: Efektif Mengembangkan Aneka Keterampilan Dasar Si Kecil Anak didik juga mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan daya kreativitasnya melalui kegiatan menulis, menggambar, bermain, dan aneka kegiatan yang interaktif sehingga mampu memperkuat aneka keterampilan, karakter dan sosio-emosional anak didik. Kegiatan Seperti Apa yang Sesuai dan Menarik dalam Kurikulum Deep Learning? Berpusat pada Anak Didik Guru adalah fasilitator. Anak didik berperan lebih aktif dalam proses pembelajaran. Kegiatan yang dilakukan berpusat pada pengembangan aneka kecerdasan anak didik dan perlu disesuaikan dengan minat dan bakat. Baca juga: 5 Macam Pembelajaran Siswa Aktif di PAUD Interaktif Melakukan presentasi, diskusi, tanya jawab, permainan peran, refleksi dan aneka kegiatan yang interaktif perlu diberikan dalam pembelajaran. Berbasis Proyek Guru bisa memberikan beberapa proyek literasi yang menarik dan sederhana, misalnya membuat dokumentasi berbentuk video saat siswa bercerita, membuat buku belajar aneka alfabet, membuat kreasi buku cerita sederhana, dan lainnya. Baca juga: Tips Memberikan Kegiatan Berbasis Proyek di Akhir Semester Kegiatan Multisensori Anak didik bisa melakukan kegiatan seni dalam mengembangkan kemampuan literasinya, misalnya dengan mewarnai huruf, mencetak huruf dari bahan playdough, melukis huruf dengan jari, menulis huruf dengan media pasir, dan lainnya. Apa saja Media Belajar Pengembangan Literasi yang Dibutuhkan? Penyediaan alat peraga dalam kurikulum deep learning perlu ada korelasi dengan tujuan pembelajaran dan kebutuhan siswa, serta mampu memberikan motivasi kepada anak didik agar mampu berinteraksi dan berpikir kritis. Agar mendukung ragam gaya belajar anak didik, media pembelajaran yang variatif dan multiguna juga sangat dibutuhkan. Berikut ini adalah beberapa diantaranya: Buku Cerita Buku Cerita perlu memiliki gambar menarik, berwarna, dan sesuai dengan perkembangan anak. Flash Card Tema Huruf Kartu bertema huruf besar dan kecil, serta memiliki gambar animatif dan menarik. Media Digital Media belajar berbasis teknologi seperti video animasi, permainan edukasi, platform pendidikan (yang menyediakan permainan dan media belajar interaktif) bisa menjadi pilihan. Poster Interaktif Poster dengan tema nama hari, nama tempat bersejarah, pengenalan alfabet, dan lainnya bisa dijadikan media mengajar interaktif. Alat Tulis untuk Kegiatan Kreatif Siapkan ide kegiatan menarik dengan buku tulis, kertas warna, buku gambar, pensil / spidol warna, dan lainnya, misalnya: Membuat buku cerita sederhana dengan buku tulis Menulis kata dan menggambar bentuk sesuai kata. Baca juga: 8 Cara Praktis Kembangkan Skill Anak Menulis Cerita Puzzle Huruf Pilih puzzle dengan gambar dan huruf, agar siswa bisa belajar membaca dan mengenal kosakata. Ajak Anak Belajar Melalui Pembiasaan dan Pengalaman Nyata Bunda PAUD Sahabat Educa, semoga dengan menerapkan Kurikulum Deep Learning, anak-anak didik akan semakin bersemangat belajar serta mendapatkan pengalaman belajar yang eksploratif, menyenangkan, dan mendukung perkembangan literasi mereka. Dengan menerapkan metode mengajar yang interaktif dan berpusat pada anak didik, diharapkan pula agar anak didik bisa mendapatkan kesempatan untuk mengambangkan keterampilan berpikir kritis, daya imajinasi, kreativitas, dan sosio-emosional / karakter anak didik. Tetap semangat belajar Bunda PAUD Sahabat Educa. Jangan lelah untuk terus belajar demi memberikan kualitas mengajar yang makin mantap! Baca juga: LKPD PAUD BELAJAR BERHITUNG DAN ANGKA GRATIS Bisa Diunduh di Portal Ini
Bunda PAUD Sahabat Educa, hingga saat ini belum ada wacana bahwa Kurikulum Deep Learning akan menggantikan nama Kurikulum Merdeka yang hingga saat ini masih berlaku. Namun, ada 3 hal menarik yang sudah banyak diperbincangkan dan dibahas dalam berbagai forum dan platform berita, yaitu Kurikulum Deep Learning (yang) Ful-Ful. Ful-ful mengandung 3 konsep penting dalam pembelajaran, yaitu Mindful, Meaningful, dan Joyful. Artikel Terkait:- Kurikulum DEEP LEARNING di PAUD: Apa Cirinya dan Contoh Aktivitasnya? Bagaimana Penerapannya?- 4 Variasi Aktivitas untuk Penguatan Literasi dan Numerasi Kurikulum Merdeka Belajar PAUD Dilansir dari akun instagramnya, Bapak Abdul Muti mengungkapkan visi pendidikan masa mendatang perlu membawa siswa pada pengalaman belajar yang lebih bermakna dan mendalam, serta dengan metode yang menyenangkan. Di dalam kurikulum ini, beban materi akan diminimalisir. Anak didik akan diajak untuk memahami secara lebih mendalam tentang materi pelajaran dan diajak untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran. Kurikulum ini bertujuan mengurangi beban materi, mendorong pemahaman yang lebih dalam, serta meningkatkan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran. Guru juga berperan dalam menentukan materi apa yang hendak diajarkan dan metode mengajar yang hendak digunakan kepada anak didik, dengan cara memahami minat atau potensi dan kebutuhan dari anak didik. RIRI: Membantu Kembangkan Karakter Anak Dengan Media Dongeng Animasi Dengan menerapkan cara belajar ini, diharapkan pula siswa untuk semakin mampu berpikir kritis, kreatif, dan analitis. Belajar menghafalkan memang penting. Namun, hal yang lebih penting adalah bagaimana menerapkan apa yang telah dipelajari melalui kegiatan praktik dan pembiasaan sehari-hari. GRATIS: Unduh LKA (Lembar Kerja Anak) dengan Variasi Tema 3 Prinsip Pembelajaran Kurikulum Ful-Ful Kurikulum ini memiliki 3 prinsip utama, yaitu Mindful Learning, Meaningful Learning, dan joyful Learning A. Mindful Learning Beberapa poin penting dalam prinsip ini adalah: Guru perlu lebih memahami kebutuhan, bakat, dan minat anak didik Guru menciptakan suasana belajar yang adaptif dan tidak kaku (lebih fleksibel) Guru diharapkan semakin mampu mengenal karakter dan keunikan setiap anak didik. Guru membuat perencanaan pembelajaran secara lebih personal dan efektif untuk membangun aneka keterampilan, kecerdasan, dan karakter anak didik. Dengan menerapkan prinsip mindful learning di PAUD, guru PAUD dapat menciptakan pengalaman belajar yang lebih bermakna dan sesuai dengan kebutuhan setiap anak. Pendekatan ini tidak hanya meningkatkan keterampilan dan kecerdasan anak, tetapi juga membantu membangun karakter yang positif sejak dini. B. Meaningful Learning Beberapa poin penting dalam Meaningful Learning adalah: Setiap materi dalam Kurikulum Ful-Ful disampaikan dengan tujuan yang jelas dan spesifik. Anak didik akan diajak untuk memahami relevansi materi yang dipelajari dengan konteks dalam hidup sehari-hari.Misalnya saat anak PAUD belajar tentang bunga. Anak didik didik juga akan diajak untuk berkunjung ke taman bunga, praktik merawat bunga, atau bercerita tentang pengalaman merawat bunga. Sehingga, anak didik akan terdorong untuk memaknai setiap topik secara lebih mendalam dan memahami manfaatnya dalam hidup sehari-hari. Melalui pendekatan Kurikulum Ful-Ful, anak PAUD dapat belajar secara menyenangkan dan mendalam dengan pengalaman langsung yang relevan. Hal ini membantu mereka memahami manfaat pembelajaran dalam kehidupan sehari-hari, sekaligus menumbuhkan rasa ingin tahu dan kecintaan terhadap belajar. Baca juga: Fleksibilitas dan Kreativitas Guru dalam Kurikulum Merdeka Belajar C. Joyful Learning Kata “joyful” dan “fun” memang memiliki makna yang hampir mirip. Namun, “fun learning” yang kita pahami sebelumnya lebih mengutamakan kesenangan dalam bermain atau rasa senang saat melakukan kegiatan yang menyenangkan. Namun, seperti kita tahu dan tentu beberapa guru mungkin juga memahami bahwa saat anak didik merasa senang bermain, terkadang ada sesuatu yang sulit untuk dikontrol. Kata “joyful” yang memiliki makna “suka cita” mengutamakan rasa bahagia yang tetap terkendali, sehingga tidak kehilangan fokus atau tujuan dari suatu pembelajaran. Ketika anak didik mempelajari suatu hal yang ia minati dan sesuai potensinya, tentu rasa senang, nyaman, dan semangat akan muncul dengan sendirinya dan tanpa tekanan. Bunda PAUD Sahabat Educa, pendekatan “joyful learning” sangat relevan bagi anak PAUD di masa kini. Pendekatan ini mengutamakan pembelajaran yang menyenangkan namun tetap terarah dan bermakna. Dengan suasana pembelajaran yang penuh sukacita, anak diharapkan akan lebih mampu mengembangkan potensi dan minat mereka secara alami, tanpa kehilangan konsentrasi pada tujuan pembelajaran. Manfaat Pembelajaran yang Ful-Ful Bunda PAUD Sahabat Educa, Kurikulum Ful-Ful dengan prinsip Mindful, Meaningful, dan Joyful Learning menawarkan pendekatan pembelajaran yang adaptif, relevan, dan menyenangkan bagi anak PAUD. Pendekatan ini tidak hanya mendorong anak didik dalam memahami materi secara lebih mendalam, tetapi juga mendukung perkembangan karakter, bakat, potensi, dan aneka keterampilan mereka. Dengan suasana belajar yang penuh makna dan sukacita, anak didik diharapkan juga akan semakin tumbuh menjadi generasi yang kritis, kreatif, berkarakter, berempati, serta siap menghadapi tantangan masa depan. Baca juga: Contoh 6 Kegiatan Pembuka Kelas PAUD yang Joyful Sumber Referensi: 1. Digitalcommons.hamline.edu. (2021). Article 1258 [1] 2. Literacytrust.org.uk. (2023). Mindfulness activities early years children [2]
Hai Bunda PAUD Sahabat Educa, sudah tahukah Anda, apa itu Kurikulum Deep Learning? Apakah Kurikulum Deep Learning akan menggantikan Kurikulum Merdeka? Jawabannya adalah "tidak"! Kurikulum Deep Learning adalah kurikulum yang lebih mengutamakan pendekatan pembelajaran yang menekankan pemahaman yang mendalam, pengalaman bermakna, belajar dengan melakukan atau melalui pembiasaan, dan pengembangan keterampilan berpikir kritis. Untuk saat ini, Kurikulum di Indonesia masih belum ada perubahan, dan masih menggunakan Kurikulum Merdeka. Artikel Terkait:- 4 Variasi Aktivitas untuk Penguatan Literasi dan Numerasi Kurikulum Merdeka Belajar PAUD- Fleksibilitas dan Kreativitas Guru dalam Kurikulum Merdeka Belajar Bagaimana Kurikulum Deep Learning diaplikasikan di PAUD? A. Guru sebagai Fasilitator Dalam kurikulum ini, guru berperan sebagai fasilitator pembelajaran. Saat pembelajaran, anak didik akan diajak melakukan kegiatan pembelajaran secara aktif. Tentu saja, kegiatan yang dilakukan harus mampu membangkitkan rasa ingin tahu dan semangat untuk bereksplorasi. KABI (Kisah Nabi): Membantu Kembangkan Karakter Anak Muslim Indonesia B. Pembiasaan Sehari-Hari dan Kegiatan Belajar yang Menyenangkan Anak didik melakukan aktivitas yang berhubungan dengan kegiatan sehari-hari agar lebih mudah dipahami dan berkorelasi dengan pengalaman nyata. Misalnya, saat belajar dengan tema kebersihan lingkungan, anak didik bisa diajak untuk bercerita tentang pengalaman membersihkan kamar sendiri atau melakukan kegiatan bermain tentang pengenalan jenis sampah. Aneka kegiatan yang mendorong anak didik agar bisa melakukan kolaborasi, komunikasi, interaksi, dan empati juga sangat penting dalam mengembangkan karakter dan sosio-emosional anak didik. C. Kegiatan Penguatan Di akhir pembelajaran, anak didik bisa diajak untuk melakukan refleksi tentang kegiatan yang baru saja dilakukan. Biasanya guru memberikan pertanyaan, mengajak diskusi, memberikan kuis, atau menonton video yang merangkum semua kegiatan yang telah dilaksanakan. Anak didik juga bisa diberikan penugasan yang bisa menguatkan pemahaman di rumah dan bisa juga dengan melibatkan orang tua anak didik. Dapatkan GRATIS: Lembar Kerja Anak (LKA) PAUD Terbaru! Apa Saja Contoh Kegiatannya? Bunda PAUD Sahabat Educa, agar bisa semakin memahami aplikasi Kurikulum Deep Learning di PAUD, berikut ini adalah contoh kegiatan saat anak didik belajar tema “Hewan Peliharaan”: Kegiatan Pembuka 1. Anak didik bernyanyi lagu bertema hewan peliharaan, misalnya lagu berjudul “Kucingku”.2. Anak didik mendiskusikan lagu yang baru saja dinyanyikan, misalnya dengan menjawab pertanyaan guru:a. Apa nama hewan di dalam lagu?b. Bagaimana cara merawat kucing? Baca juga: Koleksi Lengkap Modul Ajar PAUD 2024 Kegiatan Inti 1. Anak didik bermain tebak suara hewan peliharaan.2. Anak didik menunjuk nama hewan dan menirukan suara hewan tersebut.3. Anak didik melakukan diskusi dengan teman tentang salah satu hewan yang pernah dipelihara.4. Anak didik menceritakan pengalaman merawat hewan.5. Anak didik mengunjungi tempat pemeliharaan hewan, mendapatkan materi dari seorang ahli, dan melakukan praktik merawat hewan peliharaan. Kegiatan Penutup 1. Anak didik mewarnai dan menghiasi poster tentang pentingnya merawat hewan peliharaan dengan baik. Berikut ini adalah beberapa contoh kalimat dalam poster:- Hewan peliharaan adalah sahabat kita, rawatlah mereka dengan cinta- Hewan adalah makhluk hidup , mereka butuh perhatian dan kasih sayangmu!"- Hewan peliharaan adalah hadiah dari Tuhan, jagalah dengan penuh kasih. 2. Anak didik menjawab pertanyaan tentang poster yang baru saja dibuat.3. Anak didik mendapat penugasan, yaitu menceritakan dongeng bertema hewan peliharaan bersama orang tua. Bunda PAUD Sahabat Educa, demikian pembahasan tentang Kurikulum Deep Learning. Yang pasti, Kurikulum ini akan sangat membantu anak didik agar bisa belajar melalui pengalaman nyata dan lebih mendalam. Perlu adanya kerja sama guru dan orang tua agar kurikulum ini efektif dalam membangun kreativitas, empati, kemampuan berpikir kritis, dan karakter anak didik. Selamat mencoba! Baca jujga: Modul Ajar dan RPPH PAUD - TK, Topik / Tema: Hewan Peliharaan, Belajar Binatang - Kurikulum Merdeka Belajar Sumber Referensi: 1. Freepik.com. (2023). Small caucasian boy playing with colored plasticine making figures white table happy child [1] 2. Ocsb.ca. (2023). Deep learning in kindergarten [2]